Jumat, 27 Juni 2014

Apakah Manajemen waktu



Definisi manajemen waktu jika kita pisahkan menurut kata penyusunnya yaitu manajemen berasal dari kata manage artinya:mengatur atau mengelola, kemudian diikuti dengan kata waktu itu sendiri adalah terdiri dari siang dan malam yang tersusun dari  satuan waktu terkecil deti,menit,dan jam,hari,minggu,bulan,tahun dan seterusnya.Untuk lebih mudah dalam pelaksanaannya dan pemaksimalan hasilnya manajemen waktu sebaiknya dilakukan dari satuan waktu yang terkecil detik,menit,jam,hari dst.
 
Jadi manajemen waktu adalah usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk dilakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu suatu aktifitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.Memang akan sulit sekali untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan, namun jika kita ingin hasil yang maksimal hal itu harus dilakukan setidaknya jika kita belum mampu 100 % sesuai target kita berupaya semaksimal mungkin itu lebih baik.
Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data aktifitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut.Disini perlu kita tahu bahwa setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang lebih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan deadline.Letakkanlah aktifitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerjakan baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya.
Teori manajemen waktu ini akan memberikan hasil yang baik jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan disiplin tinggi.Selain itu komitmen yang tinggi setiap individu juga sangat diperlukan dalam mematuhi dan menjalankan manajemen waktu kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan, instansi atau kita tentukan sendiri dalam menjalankan aktifitas kita sehari-hari.
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/time_graphic.jpg?w=300&h=236
Kita semua tahu, jatah waktu yang diberikan kepada kita adalah 24 jam sehari 7 hari seminggu. Tapi kenapa dengan modal waktu yang sama seseorang bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibanding orang lain. Kemampuan inilah yang kemudian disebut sebagai manajemen waktu.

Kalau ditanya tentang apa sih pentingnya memanajemen waktu, berikut penhttp://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/cara-sukses.jpg?w=490jelasannya. Berdasarkan penelitian, orang yang sukses di dunia ini rata rata adalah orang yang mampu memanajemen waktunya dengan baik. Saya menemukan bahwa orang-orang yang mampu memanfaatkan waktu dengan maksimal adalah orang-orang yang mampu memanfaatkan tiap waktu luangnya. sesempit apapun itu.
Waktu adalah terbatas dan langka. Anda harus menyadari setiap individu memiliki jumlah jam yang sama, namun anda akan melihat beberapa orang yang mengeluh tentang waktu yang mereka miliki. Oleh karena itu, untuk manajemen waktu yang efisien sangat penting untuk menetapkan prioritas dan menyelaraskan dengan tenggat waktu. Ketika Anda mulai memprioritaskan hal ini, Anda akan melihat bahwa ada cukup waktu untuk kegiatan yang penting dalam hidup anda.
Baik kaya maupun miskin dapat menyimpan waktu. Kuota 24 jam diberikan kepada orang kaya dan miskin. Perbedaan utama antara keberhasilan dan kegagalan terletak pada bagaimana orang menggunakan waktu. Oleh karena itu, pergunakanlah manajemen waktu sebaik mungkin.
Manajemen waktu membantu dalam mengorganisir diri sendiri.Jika Anda bisa membagikan waktu tertentu untuk setiap pekerjaan atau kegiatan, Anda tidak akan memiliki kekhawatiran tentang pencapaian target Anda. Manajemen waktu adalah semua tentang penyelarasan tugas dan penyelesaiannya dalam 24 jam.
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/affiliate-program-kunci-sukses-bisnis-internet.gif?w=295&h=300
Ingat, waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan yang Anda lakukan haruslah direncanakan. Anda harus tahu bagaimana membagi jam bangun Anda di antara berbagai kegiatan hari itu. Hal ini akan memastikan bahwa tugas selesai dan waktu yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Pentingnya manajemen waktu, itu membantu dalam mewujudkan atau mencapai tujuan Anda.
Anda ingin sukses? Anda ingin tahu cara memanajemen waktu?
Cara memanajemen waktu :
* Tetapkan tujuan dan cita-cita hidup Anda
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/cita-citaku1.jpg?w=300&h=256Tanyakan pada diri sendiri, `Untuk apa saya hidup?’ `Apa yang saya inginkan?’,’Apa yang harus saya lakukan?’. Lalu tulis semua jawaban Anda dalam sebuah buku. Ingat, tetapkan tujuan dan cita-cita yangrealistis dan terukur dalam arti sesuai dengan kemampuan Anda.
Karena orang-orang yang sukses dan bahagia adalah orang-orang yang mengetahui tujuan hidup dan menyadari kemampuannya.
* Lakukan perencanaanhttp://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/planning4.jpg?w=150&h=90
Luangkan waktu Anda untuk membuat perencanaan hidup Anda. Tetapkan  rencana apa saja yang akan Anda lakukan untuk mencapai tujuan dan  cita-cita hidup Anda. Buat rencana secara cermat. Misalnya rencana  untuk menyusun proposal, mengadakan presentasi, menemui klien,  memulai bisnis baru, dll.
* Tetapkan skala prioritas
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/priority1.jpg?w=132&h=150Setelah membuat perencanaan, buatlah daftar hal-hal yang harus Anda capai dalam waktu dekat. Misalnya, apa yang harus Anda raih dalam  minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan seterusnya. Contohnya minggu depan Anda harus sudah bisa `menggolkan’ tender, bulan depan Anda sudah menjalankan proyek penting, tahun depan Anda sudah bisa  menikmati hasil kerja Anda, dsb.
* Batasi rencana Anda
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/rencana-jiwasukses.gif?w=150&h=148
Terlalu banyak rencana juga bukanlah hal yang baik jika Anda sadar  tidak mungkin
mengerjakan semuanya. Rencana yang terlalu banyak  hanya akan membuat Anda stres. Bahkan jika Anda gagal mencapainya Anda bisa frustasi. Buatlah rencana yang Anda yakin dapat  menyelesaikannya.
* Luangkan waktu
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/diriku-dan-waktu.jpg?w=150&h=112Walau Anda sudah memiliki sejumlah rencana yang akan segera Anda kerjakan, jangan lupa luangkan waktu Anda untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi Anda pribadi. Misalnya tidur/beristirahat, melakukan hobi, berkumpul dengan keluarga dan sahabat, berolahraga, belanja, dan bermain internet. Tetapi jangan sampai kesenangan itu menyita waktu Anda sehingga mengesampingkan hal-hal yang lebih penting.
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/learn-in-group.jpg?w=300&h=300Ada tiga kelompok dalam memanfaatkan waktu:
ORANG SUKSES
  1. Memiliki jadwal kegiatan yang terencana dengan baik.
  2. Mampu mengendalikan waktu yang dimilikinya (bukan sebaliknya).
  3. Memiliki waktu luang untuk belajar dan beristirahat yang cukup.
  4. Memiliki jiwa yang lebih tenang, mantap dan tegas.
ORANG BIASA YANG SIBUK
  1. Memiliki jadwal kerja, tetapi sering jawal itu dilanggarnya.
  2. Dikendalikan atas waktu dan kelelahan atas habisnya waktu.
  3. Tampak sibuk, tertekan dan tidak adanya efektif atas hasil
  4. Kehidupan dalam rutinitas
ORANG YANG RUGI
  1. Tidak memiliki jadwal dan tidak jelas
  2. Hidup dalam kesibukan tanpa prioritas
  3. Pesimis dalam harapan pencapaian
  4. Membuang waktu percuma dan tidak membuat esok menjadi lebih baik, karena dipenuhkan dengan keluhan dan penyalahan pihak lain
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/tips1.jpg?w=200&h=300Jangan Menangguhkan.
Lakukan saat ini juga.
Cara untuk mencegah penundaan adalah dengan menentukan deadline waktu untuk tujuan yang harus dicapai.
Lacak Aktivitas Anda. Kebanyakan orang akan menemukan kalau mereka memiliki tiga jam dalam tiap hari yang sebenarnya dapat digunakan untuk hal yang lebih membangun atau tindakan yang efisiean. Kurangi waktu yang Anda gunakan untuk bertelepon, membolak-balik majalah atau surfing di web yang tak mengahasilkan apapun, dan batasi kegiatan-kegiatan yang tak penting.
Berkonsentrasi Pada Hasil. Banyak orang melewatkan waktu mereka sepanjang hari dengan aktivitas yang hiruk-pikuk, tapi hanya sedikit membuahkan hasil. Itu semua terjadi karena mereka tak berkonsentrasi pada hal yang benar. Dengan lebih berkonsentrasi pada sedikit prioritas ‘utama’ secara teratur, Anda dapat mencapai lebih banyak hal dalam waktu singkat.
Ingat Prisip 80/20. 20% aktivitas Anda akan memberi Anda 80% dalam bentuk hasil. Tujuan Anda adalah mengubah ini untuk memastikan kalau Anda berkonsentrasi sebanyak usaha yang mungkin Anda lakukan untuk hasil tertinggi dari tujuan.
Gunakan Waktu Perjalanan Dengan Bijaksana. Sebagai contoh, jika Anda memilih naik bus atau kereta untuk menuju tempat kerja, apakah ini menyediakan kesempatan untuk membuat penggunaan waktu Anda jadi lebih baik? Atau jika Anda nyetir sendiri, apa Anda bisa mendengarkan rekaman pendidikan atau motivasional yang dapat membuat Anda memperbaiki ketrampilan dan lebih produktif?
Merespon Dengan Cepat. Ketika memungkinkan, lakukan tindakan pada hari yang sama saat Anda menerimanya. Jangan biarkan komputer, meja dan pikiran Anda jadi bertumpuk dengan hal yang tak berguna.
Bersikap Tegas. Belajarlah berkata tidak pada orang lain. Waktu Anda sangat berharga. Jadi jangan biarkan orang lain menentukan atau memanfaatkan Anda untuk kepentingan rencana mereka. Batasi gangguan sebisa mungkin. Tutup pintu Anda, matikan nada dering telepon atau minta dengan terus terang agar Anda tidak diganggu.
Jadwalkan Waktu Untuk Bersantai. Saat Anda mengatur waktu dan bisnis Anda, pastikan untuk menyisihkan saat untuk bersantai.
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/209735172_666fd3da8b.jpg?w=300&h=240Cerita motivasi kali ini datang dari sebuah buku berjudul Stories from Life karangan Orison Swett Marden, pendiri Success Magazine. Cerita yang sangat inspiratif ini ada dalam bab yang berjudul “Franklin’s Lesson on Time Value”.
Suatu ketika, ketika ada seorang pengunjung yang ingin membeli di toko bukunya di Philadelphia, namun tidak puas dengan harga buku yang disebutkan sang kasir. Ia pun ingin menemui sang pemilik toko.
“Pak Franklin sedang sibuk di ruang pers” kata sang kasir.
Tapi, sang pembeli yang sudah lama membolak balik isi buku terebut masih tetap ingin bertemu Franklin.
Karena mendengar suara panggilan sang kasir, Franklin pun segera keluar dari belakang toko dan bergegas menemui sang pembeli.
“Berapa harga terendah yang bisa Anda beri, pak?” kata sang pembeli sambil memegang buku tersebut.
“Satu dolar 25 sen” jawab Franklin.
“Satu dolar 25 sen? Tapi baru saja kasir Anda menawarkan saya satu dolar!”
“Benar.” jawab Franklin. “Dan saya tadi lebih baik mendapat satu dolar daripada meninggalkan pekerjaan saya.” lanjutnya.
Sang pembeli mengira bahwa Franklin bercanda, dan ia berkata “Ayolah, berapa harga termurah untuk buku ini?”
“Satu dolar 50 sen” jawab Franklin.
“Tapi Anda baru saja menawarkan 1 dolar 25 sen!”
“Benar, dan saya tadi bisa saja menerima 1 dolar 25 sen daripada 1 dolar 50 sen sekarang.”
Tanpa sepatah kata pun, sang pembeli yang kecewa kemudian membayar buku tersebut dan keluar dari toko. Ia baru saja belajar bahwa orang yang membuang waktunya adalah orang bodoh, dan orang yang membuang waktu orang lain adalah pencuri.
Itulah salah satu sebab mengapa Benjamin Franklin adalah salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia. Ia sangat menghargai waktu.
Bahkan, ia pernah mengatakan…
“Apakah Anda mencintai hidup Anda?”
“Jika ya, maka jangan menyia-nyiakan waktu, karena dari hal tersebut lah hidup Anda dibuat”
Selain karena Franklin adalah negarawan handal, mungkin karena itul juga lah gambar wajahnya ada di uang kertas US $100…
http://personalitydinnyria.files.wordpress.com/2010/12/note.png?w=300&h=300Maka, bisa disimpulkan secara sederhana bahwa manajemen waktu itu hanya 3 langkah saja:
  1. Tentukan target yang jelas dan terukur
  2. Susun rencana dengan cermat dan terukur step-step-nya
  3. Gunakan waktu seefisien bahkan kalau perlu manfaatkan waktu2 luang untuk menyelesaikan
Ingat ya, orang sukses bukanlah orang yang punya banyak harta. Tapi orang sukses adalah orang yang mampu memanfaatkan waktu luangnya dengan optimal

Menundukan pandangan


MENUNDUKKAN PANDANGAN

Tujuan Instruksional
  1. Mengetahui perihal menundukkan pandangan, yaitu dengan memberikan definisi menundukkan pandangan
  2. Memahami pentingnya menundukkan pandangan, yaitu dengan menguraikan berbagai hal yang berkaitan den menundukkan pandangan.
  3. Menjaga diri dari segala bentuk kemaksiatan melalui pandangan.
  4. Menggunakan pandangan seoptimal mungkin untuk menjaga ketaatan kepada Allah untuk meraih ridha-Nya

Titik Tekan Materi
Dengan pemberian materi tentang penundukan pandangan ini maka seseorang akan terbentuk pribadi yang memiliki matinul khialuq. (3:15).

Materi ini menekankan pentingnya menundukkan/menjaga pandangan, yaitu dengan menjauhi segala bentuk kemaksiatan melalui pandangan, dan menggunakan pandangan seoptimal mungkin untuk taat kepada ketentuan Allah. Bentuk kemaksiatan melalui pandangan antara lain adalah melihat lawan jenis yang bukan mullrim melebihi keperluan, melihat atau membaca gambar atau tulisan porno, dan mengintip hal-hal yang diharamkan dan lain-lain.

Pandangan mata syahwat merupakan salah satu bentuk perzinaan (zina mata) yang dapat menjadi pintu untuk masuk pada zina yang sebenarnya. Oleh karena itu hendaknya senantiasa memohon pertolongan Allah dan senantiasa berusaha menghindarinya. Menggunakan mata untuk taat pada ketentuan Allah antara lain meIalui aktivitas membaca dan mentadaburi ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat dalam A1-Qur"an maupun yang bempa ayat-ayat kauniyah, serta menggunakan pandangan sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Allah menghendaki menundukkan pandangan baik pada muslim maupun muslimah. (24:30-31)

Menundukkan/menahan pandangan hendaknya menjadi akhlak muslim dan muslimah karena Allah mengingatkan melalui firman-Nya bahwa neraka dijadikan untuk dipenuhi oleh manusia yang dikaruniai mata akan tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah (7:179, 18:100-101).

Menundukkan pandangan bukan berarti memejamkan mata atau memalingkan muka yang mengakibatkan orang lain tersinggung, akan tetapi adalah meng­gunakan mata untuk menjaga ketaatan kepada Allah. Allah mengingatkan pula bahwa sesungguhnya peng­lihatan termasuk yang akan dimintai pertanggung­jawaban (17:36).
”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Oleh karena itu hendaknya bersegera menggunakan pandanganjmata untuk membaca ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat Al-Qur'an maupun ayat-ayat kauniyah, jangan menunggu mata rabun atau bahkan rusak.

Pokok-Pokok Materi
  1. Hakikat menundukkan pandangan.
  2. Dalil Al-Qur'an dan Sunnah tentang pentingnya menundukkan (menjaga) pandangan, siapa yang Allah kehendaki untuk menundukkan (menjaga) pandangan dan peringatan agar menundukkan (menjaga) pandangan
  3. Kemaksiatan melalui pandangan dan kiat-kiat menjauhinya.
  4. Kiat-kiat menggunakan pandangan untuk taat ke; Allah.
Teknologi Pembelajaran
Berikan pengantar bahwa topik yang dibahas adalah tentang menundukkan pandangan dan sampaikan tujuan pembelajaran materi ini. Pancing peserta mengemukakan pendapatnya tentang menundukkan pandangan. Luruskan dan lengkapi tanggapan peserta tentang menundukkan pandangan disertai dalil-dalil dalam Al-Qur'an dan Sunnah pendukungnya yang berupa perintah, peringatan ataupun ancaman.

Kemukakan kisah Nabi Yusuf dengan Zulaikha beserta para wanita tamunya dan kisah sahabat Ali yang dipalingkan wajahnya oleh Rasulullah ketika memandang seorang wanita dan kisah-kisah lainnya. Pancing peserta mengemukakan kiat-kiat menggunakan pandangan untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah dalam upaya meraih ridha-Nya. Lengkapi tanggapan peserta tentang kiat-kiat tersebut sesuai target yang ditetapkan

Maraji'
  1. Imam Al-Ghazaly (1976), Ihya 'Ulumuddin (Terj: Teuku Jakub, buku 3). CV Faizan, Semarang.
  2. Ibnul Qayyim, Raudhatul Muhihbin wa nuzhatul musytaqin
  3. 'Aidh AI-Qarini, Ihfazhillaha  yahfazhkn.


Muraqabah dan Muhasabah



Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan materi ini, peserta mampu :
1. Mengontrol kondisi hatinya dan mengerti bagaimana mengobati aib dirinya.
2. Mujahadah dengan mengontrol hatinya.

Titik Tekan Materi
Pokok-pokok pikiran dan titik tekan materi yang harus disampaikan adalah: Bahwa manusia itu lemah dan pasti selalu berbuat dosa (QS. 53:32). Tidak ada manusia yang suci, sementara dunia begitu indah membuat manusia lalai dari dzikrullah (dan dari mengumpulkan bekal untuk hari akhirat serta lupa bahwa malaikat selalu mencatat dan semua akan dihisab). Apalagi serangan syaithan bertubi-tubi, gencar dan pandai menipu manusia. Oleh karena itulah kontrol, penguasaan dan pengendalian hati sangat penting agar manusia selalu berdzikrullah sehingga dapat terhindar dari cengkraman syaithan (QS. 43:36)

Pokok-pokok Materi
1. Pengertian Muraqabah dan Muhasabah
2. Urgensi bermuraqabah dan bermuhasabah dalam kehidupan dakwah
3. Tahapan-tahapannya :
a. Mu’ahadah
b. Muraqabah
c. Muhasabah
d. Mu’aqabah
e. Mujahadah
f. Mutaba’ah
4. Buah / hasil yang diharapkannya
a. Mengetahui aib dirinya
b. Istiqomah di atas syari’ah Allah
c. Aman dari beratnya hisab di hari akhir (QS. 3:30)
5. Jalan mencapai Muraqabah dan Muhasabah yang benar
a. Mengingat manfaat Muraqabah
b. Mengingat akibatnya jika melalaikannya
c. Menyadari kedekatan Allah dan ilmuNya yang melingkupi segala sesuatu
d. Menyebut Asmaul Husna yang dapat menghidupkan hatinya
Maraji’
Mushtaklas fi tazkiyatil anfus; Said Hawwa, Tazkiyatun-nafs; Muhammad bin Nuh; Mamarrat


Muqaddimah
“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu masih berupa janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa”.(QS. 53:32)
Ayat Allah SWT tersebut di atas benar-benar menyadarkan kita akan kelemahan dan kenistaan kita sebagai manusia yang sering kali berbuat kekhilafan. Bahwa seandainya pun kita terhindar dari dosa-dosa besar, kita pasti tak akan luput dari dosa-dosa kecil. Allah menegaskan bahwa kita jangan merasa dan mengklaim diri suci, karena Allah sajalah yang paling mengetahui siapa yang bertaqwa dan yang tidak. Sementara Allah juga tahu siapa diri kita sejak dari awal penciptaan, ketika masih berupa janin di rahim ibu kita, hingga kita dewasa. Namun Ia juga mengingatkan kita tentang ampunan-Nya yang luas.
Memang hanya satu insan kamil yang ma’shum, yakni Rasulullah SAW. Beliau menjalani proses pembedahan dada dan pembersihan jiwa oleh malaikat Jibril karena beliau dipersiapkan untuk mengemban tugas mulia. Namun beliau juga pernah mengatakan bahwa kalau bukan karena rahmat Allah niscaya tak akan ada yang selamat dari siksa Allah dan neraka-Nya. “Tidak juga engkau ya Rasulullah?”. “Ya, tidak juga aku”.
Selain sifat manusia yang lemah, mudah lupa, khilaf, kikir dan berkeluh kesah, penyebab terjerumusnya manusia ke dalam lembah kenistaan dan kemaksiatan adalah godaan syaithan yang gencar dari segala penjuru.
Dalam QS. Az-Zukhruf:36-37, Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), kami adakan baginya syaithan (yang menyesatkan). Maka syaithan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya (qarin). Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk”.
Qarin alias syaithan yang selalu mendampingi kita, akan sukses menggoda kita, jika kita berpaling dari-Nya dan ajaran-Nya (Al-Qur’an). Sampai akhirnya kita terhalang dari jalan yang lurus dan benar. Namun ironisnya, kita tetap menyangka berada di jalan yang benar dan memperoleh petunjuk-Nya. Padahal kita sudah jauh tersesat.
Hanya Rasulullah SAW saja yang tak dapat digoda oleh Qarin. Bahkan Qarinpun tak akan mampu menyerupai Rasulullah SAW baik ketika beliau masih hidup maupun setelah meninggal dunia.
Menyadari begitu rentan dan lemahnya kita sebagai manusia dari godaan syaithan yang menyesatkan dan menghalangi kita dari ajaran Allah serta melalaikan kita dari mengingat-Nya, maka jelas pemahaman dan kesadaran muraqabah dan muhasabah adalah satu kemestian.

Pengertian Muraqabah dan Muhasabah
Muraqabah adalah upaya diri untuk senantiasa merasa terawasi oleh Allah (muraqabatullah). Jadi upaya untuk menghadirkan muraqabatullah dalam diri dengan jalan mewaspadai dan mengawasi diri sendiri.
Sedangkan muhasabah merupakan usaha seorang Muslim untuk menghitung, mengkalkulasi diri seberapa banyak dosa yang telah dilakukan dan mana-mana saja kebaikan yang belum dilakukannya. Jadi Muhasabah adalah sebuah upaya untuk selalu menghadirkan kesadaran bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya tengah dihisab, dicatat oleh Raqib dan Atib sehingga ia pun berusaha aktif menghisab dirinya terlebih dulu agar dapat bergegas memperbaiki diri.

Urgensi Muraqabah dan Muhasabah
 Bila setiap Muslim senantiasa memuraqabahi dirinya dan menghadirkan muraqabatullah (pengawasan Allah) dalam dirinya maka ia akan selalu takut untuk berbuat kemaksiatan karena ia selalu merasa dan sadar dirinya dalam pemantauan dan pengawasan Allah.
Kemudian bila ia juga gemar memuhasabahi dirinya karena takut pada perhitungan hari akhirat, maka bisa dipastikan akan terwujud masyarakat yang aman karena semua orang sudah memiliki pengawasan melekat. Orientasi Ukhrawi membuat seseorang senantiasa memperhitungkan segala tindak-tanduknya dalam perspektif  Ukhrawi. Ia juga akan terhindar dari penyakit Wahn (cinta dunia dan takut mati), keserakahan, kezhaliman, penindasan dan kemungkaran, karena semua keburukan itu hanya akan menyengsarakannya di akhirat kelak.
Sebaliknya ia akan berusaha menanam kebajikan sebanyak mungkin (QS. 22:77) agar dapat menuai hasilnya di akhirat kelak. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah mengibaratkan bahwa dunia adalah ladang tempat menanam, bibitnya adalah keimanan dan ketaatan adalah air dan pupuknya. Sementara akhirat adalah tempat kita memetik atau menuai hasilnya, kelak.
Bila demikian keadaannya, Insya Allah akan tercipta “Baldatun thayyibatun warabbun ghafur” (negeri yang baik, berkah dan dalam ampunan Allah) yang bukan sekedar slogan. Selain tercipta kemaslahatan dalam scope atau ruang lingkup negeri, Insya Allah akan tercipta pula kemaslahatan di ruang lingkup dunia internasioanal bila para Muslimnya dengan kualitas seperti itu mampu menjadi “Ustadziatul ‘alam” (soko guru dunia). Hanya dengan bimbingan dan arahan para ustadziatul ‘alam yang sekaligus khalifatullah fil ardhi sajalah, dunia akan terbebas dari bencana, kerusakan dan kemurkaan Allah (QS. 2:10-11, 30:41).
Namun bila para Muslim tetap mengekor musuh-musuh Allah yang membenci Al-Qur’an (QS. 47:25-26) maka bahaya kemurtadan massal menghadang di depan mata dan tetap saja yahudi la’natullah alaihim yang memegang supremasi dan mengendalikan dunia serta terus menimbulkan kerusakan dan menumpahkan darah.

Tahapan-tahapannya
Ada beberapa tahapan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dan membangun sistem pengawasan serta penjagaan yang kokoh. Kesemua tahapan tersebut penting kita jalani agar benar-benar menjadi “safety net” (jaring pengaman) yang menyelamatkan kita dari keterperosokan dan keterpurukan di dunia serta kehancuran di akhirat nanti.

1. Mu’ahadah.
Mu’ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali perjanjian kita dengan Allah SWT di alam ruh. Di sana sebelum kita menjadi janin yang diletakkan di dalam rahim ibu kita dan ditiupkan ruh, kita sudah dimintai kesaksian oleh Allah, “Bukankah Aku ini Rabbmu?” Mereka menjawab: “Benar (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”.(QS. 7:172)
Dengan bermu’ahadah, kita akan berusaha menjaga agar sikap dan tindak tanduk kita tidak keluar dari kerangka perjanjian dan kesaksian kita.
Dan kita hendaknya selalu mengingat juga bahwa kita tak hanya lahir suci (HR. Bukhari-Muslim) melainkan sudah memiliki keberpihakan pada Al-haq dengan syahadah di alam ruh tersebut sehingga tentu saja kita tak boleh merubah atau mencederainya (QS. 30:30)

2. Muraqabah.
Setelah bermu’ahadah, seyogyanyalah kita bermuraqabah. Jadi kita akan sadar ada yang selalu memuraqabahi diri kita apakah melanggar janji dan kesaksian tersebut atau tidak.
Penjelasan yang detail tentang muraqabah diuraikan dalam bagian tersendiri, karena tulisan ini memang menitikberatkan pada pembahasan tentang muraqabah dan muhasabah.

3. Muhasabah.
Muhasabah adalah usaha untuk menilai, menghitung, mengkalkulasi amal shaleh yang kita lakukan dan kesalahan-kesalahan atau maksiat yang kita kerjakan. Penjabaran lebih detail tentang muhasabah juga ada pada bagian tersendiri.

4. Mu’aqabah.
Selain mengingat perjanjian (mu’ahadah), sadar akan pengawasan (muraqabah) dan sibuk mengkalkulasi diri, kita pun perlu meneladani para sahabat dan salafus-shaleh dalam meng’iqab (menghukum/menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri). Bila Umar r.a terkenal dengan ucapan: “Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab”, maka tak ada salahnya kita menganalogikan mu’aqabah dengan ucapan tersebut yakni “Iqablah dirimu sebelum kelak engkau diiqab”. Umar Ibnul Khathab pernah terlalaikan dari menunaikan shalat dzuhur berjamaah di masjid karena sibuk mengawasi kebunnya. Lalu karena ia merasa ketertambatan hatinya kepada kebun melalaikannya dari bersegera mengingat Allah, maka ia pun cepat-cepat menghibahkan kebun beserta isinya tersebut untuk keperluan fakir miskin. Hal serupa itu pula yang dilakukan Abu Thalhah ketika beliau terlupakan berapa jumlah rakaatnya saat shalat karena melihat burung terbang. Ia pun segera menghibahkan kebunnya beserta seluruh isinya, subhanallah.

5. Mujahadah
Mujahadah adalah upaya keras untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah kepada Allah, menjauhi segala yang dilarang Allah dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan-Nya. Kelalaian sahabat Nabi SAW yakni Ka’ab bin Malik sehingga tertinggal rombongan saat perang Tabuk adalah karena ia sempat kurang bermujahadah untuk mempersiapkan kuda perang dan sebagainya. Ka’ab bin Malik mengakui dengan jujur kelalaian dan kurangnya mujahadah pada dirinya.
Ternyata Kaab harus membayar sangat mahal berupa pengasingan/pengisoliran selama kurang lebih 50 hari sebelum akhirnya turun ayat Allah yang memberikan pengampunan padanya.
Rasulullah Muhammad SAW terkenal dengan mujahadahnya yang luar biasa dalam ibadah seperti dalam shalat tahajjudnya. Kaki beliau sampai bengkak karena terlalu lama berdiri. Namun ketika isteri beliau Ummul Mukminin Aisyah r.a bertanya, “Kenapa engkau menyiksa dirimu seperti itu, bukankah sudah diampuni, seluruh dosamu yang lalu dan yang akan datang”. Beliau menjawab. “Salahkah aku bila menjadi ‘abdan syakuran?”.

6. Mutaba’ah.
Terakhir kita perlu memonitoring, mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana proses-proses tersebut seperti mu’ahadah dan seterusnya berjalan dengan baik.

Muraqabah
Muraqabah atau perasaan diawasi adalah upaya menghadirkan kesadaran adanya muraqabatullah (pengawasan Allah). Bila hal tersebut tertanam secara baik dalam diri seorang Muslim maka dalam dirinya terdapat ‘waskat’ (pengawasan melekat atau built in control) yakni sebuah mekanisme yang sudah inheren, dalam dirinya. Artinya ia akan aktif mengawasi dan mengontrol dirinya sendiri karena ia sadar senantiasa berada di bawah pengawasan Allah seperti dalam untaian ayat-ayat Allah berikut ini:
...Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.(QS. 57:4), “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya”.(QS. 50:16), “Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.(QS. 6:59)
(Luqman berkata) : “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya) sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.(QS. 31:16)
Kemudian dalam HR. Ahmad, Nabi SAW bersabda, “Jangan engkau mengatakan engkau sendiri, sesungguhnya Allah bersamamu. Dan jangan pula mengatakan tak ada yang mengetahui isi hatimu, sesungguhnya Allah mengetahui”.
Muraqabatullah atau kesadaran tentang adanya pengawasan Allah akan melahirkan ma’iyatullah (kesertaan Allah) seperti nampak pada keyakinan Rasulullah SAW (QS. 9:40) bahwa “Sesungguhnya Allah bersama kita” ketika Abu Bakar r.a sangat cemas musuh akan bisa mengetahui keberadaan Nabi dan menangkapnya. Begitu pula pada diri Nabi Musa a.s ketika menghadapi jalan buntu karena di belakang tentara Fir’aun mengepung dan laut merah ada di depan mata. Namun ketika umat pengikutnya panik dan ketakutan, beliau sangat yakin adanya kesertaan Allah. Ia berkata, “Sekali-kali tidak (akan tersusul). Rabbku bersamaku. Dia akan menunjukiku jalan”.
Kemudian akhirnya Nabi Ibrahim a.s juga dapat menjadi contoh agung tentang kesadaran akan kesertaan dan pertolongan Allah. Yakni ketika beliau diseret dan dibakar di api unggun, beliau tetap tenang. Dan benar saja terbukti beliau keluar dari api unggun dalam keadaan sehat wal ’afiat karena Allah telah memerintahkan makhluknya yang bernama api agar menjadi dingin dengan izin dan kehendak-Nya.

Muhasabah
Muhasabah atau menghisab, menghitung atau mengkalkulasi diri adalah satu upaya bersiap-siaga menghadapi dan mengantisipasi yaumal hisab (hari perhitungan) yang sangat dahsyat di akhirat kelak.
Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri, memperhatikan bekal apa yang dipersiapkannya untuk hari esok (kiamat). Bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.(QS. 59:18). Persiapan diri yang dimaksud tentu saja membekali diri dengan taqwa kepada karena di sisi Allah bekal manusia yang paling baik dan berharga adalah taqwa.
Umar r.a pernah mengucapkan kata-katanya yang sangat terkenal: “Haasibu anfusakum qabla antuhasabu” (Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab).
 Allah SWT juga menyuruh kita bergegas untuk mendapat ampunan-Nya dan syurga-Nya yang seluas langit dan bumi, diperuntukkan-Nya bagi orang-orang yang bertaqwa.(QS 3:133)
Begitu pentingnya kita melakukan muhasabah sejak dini secara berkala karena segala perkataan dan perbuatan kita dicatat dengan cermat oleh malaikat Raqib dan Atid dan akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah.( QS. 50:17-18). Setiap kebaikan sekecil apapun juga akan dicatat dan diberi ganjaran dan keburukan sekecil apapun juga akan dicatat dan diberi balasan berupa azab-Nya.(QS. 99:7-8)
Bila kita mengingat betapa dahsyatnya hari penghisaban, perhitungan dan pembalasan, maka wajar sajalah jika kita harus mengantisipasi dan mempersiapkan diri sesegera, sedini dan sebaik mungkin.
=Dalam QS. 80:34-37, tergambar kedahsyatan hari itu ketika semua orang berlarian dari saudara, kerabat, sahabat, ibu dan bapaknya serta sibuk memikirkan nasibnya sendiri. Hari di mana semua manusia pandangannya membelalak ketakutan, bulan meredup cahayanya, matahari dan bulan dikumpulkan, manusia berkata: “Kemana tempat lari?. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung. Hanya kepada Tuhanmu saja pada hari itu tempat kembali”.(QS. 75:7-12)
Ummul Mu’minin Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah SAW apakah manusia tidak malu dalam keadaan telanjang bulat di padang mahsyar. Rasulullah SAW menjawab bahwa hari itu begitu dahsyat sampai-sampai tidak ada yang sempat melihat aurat orang lain.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa ada 7 golongan yang akan mendapat naungan/perlindungan Allah di mana di hari tidak ada naungan/perlindungan selain naungan/perlindungan Allah (Yaumul Qiyamah atau Yaumul Hisab). Ketujuh golongan itu adalah Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah SWT, pemuda yang lekat hatinya dengan masjid, orang yang saling mencintai karena Allah; bertemu dan berpisah karena Allah, orang yang digoda wanita cantik lagi bangsawan dia berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”, orang yang bersedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya (secara senbunyi-sembunyi) dan orang yang berkhalwat dengan Allah di tengah malam dan meneteskan airmata karena takut kepada Allah.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang pertama dihisab adalah mereka yang berjihad, berinfaq dan beramal shaleh (QS. 22:77, 2:177). Kemudian sabda Rasulullah SAW di hadits lainnya: “Ada 70.000 orang akan segera masuk surga tanpa dihisab”. “Do’akan aku termasuk di dalamnya, ya Rasulullah!”, mohon Ukasyah bersegera. “Ya, Engkau kudo’akan termasuk di antaranya”, sahut Nabi SAW. Ketika sahabat-sahabat yang lain meminta yang serupa, jawab Nabi SAW singkat, “Kalian telah didahului oleh Ukasyah”. “Siapa mereka itu ya Rasulullah?”, tanya sahabat. “Mereka adalah orang yang rajin menghisab dirinya di dunia sebelum dihisab di akhirat”. Subhanallah.
Di riwayat lain dikisahkan bahwa orang-orang miskin bergerombol di depan pintu surga. Ketika dikatakan kepada mereka agar antri dihisab dulu, orang-orang miskin yang shaleh ini berkata, “Tak ada sesuatu apapun pada kami yang perlu dihisab”.
Dan memang ada 3 harta yang tak akan kena hisab yakni: 1 rumah yang hanya berupa 1 kamar untuk bernaung, pakaian 1 lembar untuk dipakai dan 1 porsi makanan setiap hari yang sekedar cukup untuk dirinya. Maka orang-orang miskin itupun dipersilakan masuk ke surga dengan bergerombol seperti kawanan burung.
Betapa beruntungnya mereka semua padahal hari penghisaban itu begitu dahsyatnya sampai banyak yang ingin langsung ke neraka saja karena merasa tak sanggup segala aibnya diungkapkan di depan keseluruhan umat manusia. Apalagi tak lama kemudian atas perintah Allah, malaikat Jibril menghadirkan gambaran neraka yang dahsyat ke hadapan mereka semua sampai-sampai para Nabi dan orang-orang shaleh gemetar dan berlutut ketakutan. Apalagi orang-orang yang berlumuran dosa.
Yaumul Hisab itu bahkan juga terasa berat bagi para Nabi seperti Nabi Nuh yang ditanya apakah ia sudah menyampaikan risalah-Nya atau Nabi Isa yang ditanya apakah ia menyuruh umatnya menuhankan ia dan ibunya sebagai dua tuhan selain Allah. Pertanyaan yang datang bertubi-tubi itu terlihat menekan dan meresahkan para Nabi. Jika Nabi-nabi saja demikian keadaannya, bagaimana pula kita ?.
Mudah-mudahan saja kita tidak termasuk orang yang bangkrut/pailit di hari penghisaban, hari ketika dalih-dalih ditolak dan hal sekecil apapun dimintakan pertanggungjawabannya. Mengapa disebut bangkrut? Karena ternyata amal shaleh yang dilakukan terlalu sedikit untuk menebus dosa-dosa kita yang banyak sehingga kita harus menebusnya di neraka. Na’udzubillah min dzalik.

Hasil Muraqabah dan Muhasabah
Seseorang yang rajin me’muraqabah’i dan me’muhasabah’i dirinya akan mau dan mudah melakukan perbaikan diri. Ia juga akan mau meneliti, mengintrospeksi, mengoreksi dan menganalisis dirinya. Hal-hal apa saja yang menjadi faktor kekuatan dirinya yang harus disyukuri dan dioptimalkan. Kemudian hal-hal apa saja yang menjadi faktor kelemahan dirinya yang harus diatasi, bahkan kalau mungkin dihilangkan. Lalu bahaya-bahaya apa yang mengancam diri dan aqidahnya sehingga harus diantisipasi, dan akhirnya peluang-peluang kebajikan apa saja yang dimilikinya yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Jika dirinci, paling tidak, ada 3 hasil yang akan diraih orang yang rajin melakukan muraqabah dan muhasabah :
1.      Mengetahui aib, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dirinya serta berupaya sekuat tenaga meminimalisir atau bahkan menghilangkannya.
2.      Istiqamah di atas syari’at Allah. Karena ia mengetahui dan sadar akan konsekuensi-konsekuensi keimanan dan pertanggungjawaban di akhirat kelak maka cobaan sebesar apapun tidak akan memalingkannya dari jalan Allah seperti misalnya tokoh Bilal dan Masyitah. Walaupun keistiqamahan adalah hal yang sangat berat sehingga Rasulullah SAW sampai mengatakan, “Surat Hud membuatku beruban” (Karena di dalamnya ada ayat 112 berisi perintah untuk istiqamah).
3.      Insya Allah akan aman dari berat dan sulitnya penghisaban di hari kiamat nanti (QS. 3:30)