Kamis, 26 Juni 2014

Karya tulis

KARYA TULIS KEPENDUDUKAN

“ PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS HIDUP MANUSIA, KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA“






Oleh :
Ririn Novi Astuti
KELAS x
Program Keahlian Tata Boga



SMK NEGERI 1 AMBAL
Alamat : Jl. Daendels, Ambalresmi, Ambal, Kebumen, JAWA TENGAH, 54392.

DAFTAR ISI

  1. Kata Pengantar
  2. Daftar Isi
  3. BAB I. PENDAHULUAN
  4. BAB II. PEMBAHASAN
  5. BAB III. PENUTUP
  6. DAFTAR PUSTAKA





KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas kehendakNya karya tulis dengan judul Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Manusia, Sosial Budaya dan Agama dapat diselesaikan.
Permasalahan kependudukan di Negara kita yang masih menjadi kendala bagi terwujudnya Negara Indonesia yang makmur dan sejahtera terutama adalah tingginya jumlah penduduk namun tidak diikuti dengan kualitas sumber daya manusianya. Hal ini tentunya akan mendatangkan permasalahan diberbagai aspek kehidupan diantaranya adalah masalah-masalah terkait kualitas hidup manusia, kehidupan sosial budaya dan agama. Oleh karena itu, Saya membuat karya tulis tentang Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Manusia, Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama.
Ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya Saya sampaikan kepada :
1.       Bapak Suyono S.Pd,M.Pd selaku Kepala SMK N 1 Ambal yang telah memberikan kesempatan dan ruang bagi saya untuk mengembangkan kreatifitas melalui perlombaan karya tulis ini.
2.       Bapak Rasimun S.Pd,M.Pd selaku Wakil Kepala SMK N 1 Ambal bidang kesiswaan atas dukungan dan bimbingannya.
3.       Ibu Sri Undung S.Sos selaku Kepala UPT BPPKB Kecamatan Ambal sekaligus Pembina PIK-KRR “SEJAHTERA” SMK N 1 Ambal atas dukungan dan bimbingannya pula.
4.        Ibu Ade Irmawati Ghozali, S.Pd selaku guru Bimbingan Konseling sekaligus Pembina PIK-KRR “SEJAHTERA” atas dukungan  dan bimbingannya hingga terselesainya karya tulis sederhana ini.
5.       Ucapan terima kasih pula kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat Saya sebutkan satu persatu.
Karya tulis ini tentunya masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu masih sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sehingga dapat memperkaya karya tulis ini.
                                                                        Kebumen,  Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pertambahan penduduk atau kepadatan penduduk di Indonesia seharusnya merupakan aset sumber daya manusia yang dapat digunakan sebagai pemasok sumber devisa negara. Sebagimana kita tahu Indonesia termasuk pemasok TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri  cukup besar. Namun demikian banyaknya jumlah penduduk Indonesia agaknya belum diikuti dengan tingginya kualitas Sumber Daya Manusianya. Hal ini bisa dilihat dari kualitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri ternyata sebagian besar bukan sebagai tenaga ahli namun sebagai pembantu rumah tangga dan buruh pabrik. Disamping itu bila dilihat dari motivasi mereka yang bekerja sebagai TKW dan TKI seringnya adalah pendapatan atau gaji yang lebih besar bila dibandingkan di Indonesia. Hal ini pada kenyataannya memang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka yang ditinggalkan. Namun sebenarnya dalam jangka panjang realita ini sangat membahayakan masa depan bangsa Indonesia. Dimana keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak-anak dan juga sumber kasih sayang bagi mereka tidak dapat menjalankan fungsinya secara penulh. Ayah dan atau Ibu mereka yang seharusnya memberikan pendidikan keluarga dan melimpahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada mereka. Akibatnya anak-anak yang tumbuh dengan kurangnya pendidikan keluarga, kasih sayang dan perhatian orang tuannya tentunya tidak akan dapat berkembang secara optimal. Realita ini tentunya akan berdampak pada kualitas generasi muda bangsa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman di era digital ini pun marak bermunculan kasus-kasus seksualitas dikalangan anak-anak dan remaja. Seperti PSKH (pekerjaan seksual haram ), arisan seksualitas,pemerkosaan, dan lain-lain. Berita-berita ini sering mewarnai media televisi kita. Kasus-kasus tersebut nota bene adalah kasus yang disebabkan oleh masalah kependudukan. Masalah kependudukan berasal dari kata “masalah” dan “kependudukan”. Masalah itu sendiri adalah hambatan yang di hadapi oleh seseorang dalam mencapai tujuan dan orang tersebut belum mampu menyelesaikan pada saat itu juga tetapi mampu menyelesaikannya di lain waktu. Dan kependudukan adalah orang yang menetap di suatu wilayah yang mempengaruhi keaadaan Negara. Jadi masalah kependudukan adalah hambatan yang di hadapi oleh Negara dalam mencapai tujuan dan belum bisa diselesaikannya, tetapi dapat diselesaikan beberapa tahun lagi.
Dari definisi di atas bahwa semua bisa tuntas walaupun masalah itu seperti mata rantai yang panjang. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan. Kebijakan itu misalnya dengan program KB, GenRe, Transmigrasi, PIK KRR di lingkungan sekolah, mencegah triad KKR untuk mencegah remaja salah langkah. Walaupun sudah di bentuk program-program tetapi tanpa adanya dukungan dari generasi mudanya itu akan sama saja.
B.      Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah :
·         Memberi pengetahuan dan pemahaman remaja dan masyarakat tentang pengaruh pertambahan penduduk terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan sosial dan budaya.
·         Mengajak generasi muda untuk menjadi generasi muda yang berGenRe
·         Mendorong Remaja untuk berkualitas, kreatif dan mandiri
·         Mensosialisasikan tentang program KB Nasional

C.      PERMASALAHAN
1.      Bagaimanakah pengaruh pertambahan penduduk terhadap kualitas hidup manusia
2.      Bagaimanakah pengaruh pertambahan penduduk terhadap kehidupan sosial, budaya dan agama
3.      Bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menekan dampak negatif dari pengaruh pertambahan penduduk terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan social, budaya dan agama`



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Manusia
Salah satu masalah kependudukan adalah pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan kualitas hidup manusia sehingga berpengaruh terhadap kehidupan sosial, budaya dan agama. Kualitas penduduk yang buruk dapat dilihat dari segi pendidikan, kesehatan dan perkembangan sosial masyarakatnya. Masyarakat sama halnya dengan penduduk.
Menurut Gillin & Gillin, masyarakat adalah kelompok manusia yang memiliki kebebasan , tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat dengan persamaan. Padahal kualitas itu terlihat dari sikap dan perilaku. Sehingga pantas saja kalau kualitasnya rendah dipengaruhi oleh kebejadan masyarakatnya. Dari hasil pengamatan, di Indonesia telah terjangkit yang namanya “nggarong” alias judi. Selain itu juga telah maraknya  pergaulan bebas, IMS(infeksi Menular Seksual), Seks Bebas,  KTD (Kehamilan Yang Tidak Diharapkan), Menikah muda, HIV/AIDS, menikah sebelum lulus sekolah, dan penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol dan Penyalahgunaan Zat Adiktif) banyak mewarnai generasi muda kita.
            Contoh di lingkungan sekolah yaitu kebebasan para pelajar untuk pacaran yang tidak sesuai, akibatnya terjadi kehamilan yang tidak diharapkan dan otomatis anak tersebut harus di keluarkan dari sekolah. Di temukannya penyakit–penyakit menular di tataran pelajar bahkan di jenjang SMP pun sudah terjadi, penyalahgunaan narkobapun sudah merajalela.Hal ini berawal dari kualitas generasi muda yang masih rendah.
Semua persoalan tadi nota bene menunjukkan rendahnya kualitas hidup manusia. Jadi jumlah penduduk yang banyak bila tidak diikuti kualitas sumberdaya manusianya akan dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan  yang munurunkan kualitas hidup manusia.

B.      Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama
Pendidikan adalah pondasi untuk membangun karakter manusia. Walaupun pendidikan juga bukan satu-satunya cara untuk menekan pertumbuhan penduduk. Tapi kebanyakan semua masalah yang berkaitan dengan kesehatan, karena kurangnya pengetahuan masyarakat. Sebagai contoh, di suatu sosialisasi penyuluhan penyakit menular di lingkungan RT kemarin, ada ibu-ibu yang sempat spotan berbicara “ wong kula mboten ngertos amargi mboten sekolah.” Betapa jelasnya pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Jumlah penduduk yang tinggi tentunya menyulitkan dalam pemberian informasi, apalagi bagi penduduk yang tinggal di pelosok.
Begitu pula dengan perkembangan sosial masyarakatnya sangat berefek pada kehidupan sosialnya, seperti lunturnya adat kesusilaan dan kesopanan, bahkan pranata sosial di masyarakat sudah tidak begitu berarti lagi. Menurut Elizabeth B. Hurlock perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam beersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat. Perkembangan sosial masyarakat di pengaruhi oleh:
·         Faktor keluarga.
·         Kematangan.
·         Status sosial ekonomi.
·         Pendidikan.
·         Kapasitas mental.
 Contohnya meludah di tempatnya yang disebabkan karena kurangnya lahan yang tidak beraspal atau mungkin karena hilangnya salah satu norma, membiarkan orang yang tercopet di jalananan berteriak-teriak. Hal ini biasanya terjadi di kota-kota besar.
Sekarang kita tinjau pengaruh pertambahan penduduk dalam kehidupan sosial budaya. Ternyata dalam kehidupan sosial budaya mencakup bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, ketertiban dan keamanan, transmigrasi dan urbanisasi, perumahan, olahraga dan rekreasi. Semakin jelas sudah bahwa satu sama lain itu saling berkaitan. Apabila tidak diatasi sudah barang tentu masalah kependudukan akan semakin fatal  dan tidak ada keraguan lagi jika suatu Negara juga akan hancur.
C.      Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Menekan Dampak Negatif dari Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Manusia, Kehidupan Sosial Budaya dan Agama.
            Untuk menangani pengaruh pertambahan penduduk terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan sosial dan budaya dapat dilakukan dengan edukasi atau pendidikan dimulai dari generasi mudanya terutama tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) baik di pendidikan formal maupun dalam pendidikan non formal. Di lingkup pendidikan formal bisa dengan membentuk organisasi  PIK KRR sebagai sarana mensosialisasikan informasi seputar KRR dan issu-issu triad KRR. Dengan demikian generasi muda yang masih bersekolah mempunyai kualitas top dan berGenRe. Selain itu sekaligus untuk menampung masalah-masalah remaja  untuk mengantisipasi ketika terjadi dorongan untuk melakukan seks di kalangan remaja yang masih bersekolah. Karena biasanya hanya hal-hal kecil, remaja cenderung untuk menuruti kesenangan sesaat .Berikut adalah tips dalam  pendirian organisasi PIK KRR di sekolah formal.
·         Sebelum berdiri organisasi tersebut sebaiknya di bentuk bimbingan kelompok dulu (terdiri dari 7-9 orang/kelompok)
·         Konsultasi dengan pihak sekolah di dampingi dengan Pembina.
·         Usahakan guru Pembina dalam PIK KRR adalah yang benar-benar handal dan kompeten.
·         Guru Pembina diambil dari guru Bimbingan Konseling (BK), guru Agama,guru SBK dan Sastra`
·         Pengurus PIK KRR harus mempunyai karakter tanggung jawab,terbuka, sopan, jujur, mandiri, berani, ingin maju dan niat dalam organisasi tersebut.
·         Kegiatan terdiri dari indoor dan outdoor agar tidak membosankan.
·         Di jadikan kegiatan pilihan dengan anggota pasif dan aktif.
Selain itu dapat juga dengan pendidikan informal seperti  penyuluhan-penyuluhan tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja), pemberian ketrampilan (menjahit, membuka usaha, memanfaatkan barang-barang bekas , mendirikan sanggar tari di desa-desa,mengadakan pengajian setiap sebulan sekali,dll). Kegiatan-kegiatan itu dimaksudkan untuk membuang waktu luang para remaja yang biasanya digunakan untuk nongkrong, pacaran,khususnya untuk remaja yang sedang patah hati. Seperti syair lagu ‘tanpamu aku bisa mati’. Dalam kondisi yang seperti ini remaja akan mulai melupakan dunia nyatanya apalagi kalau sudah ‘ ku hamil duluan, sudah tiga bulan’ remaja akan cenderung melakukan bunuh diri.
Meskipun hal itu bukan tujuan mentognya, namun tujuan sesungguhnya adalah agar banyak remaja yang berGenre. GenRe adalah remaja dan pemuda yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja, namun penuh dengan perencanaan matang dalam menapaki masa depan. Perencanaan mantang itu berupa kesiapan fisik, mental dan spiritual untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga nantinya. Remaja yang berGenRe harapannya ketika sudah berkeluarga nantinya akan dapat menjalankan 8 fungsi keluarga dalam keluarganya.
·         Fungsi agama, orang tua akan mengenalkan , menanamkan, mengembangkan nilai-nilai agama. Seperti mengajarinya solat, mengaji.
·         Fungsi Sosial Budaya,keluarga akan berusaha melestarikan dan mempertahankan budaya yang baik tentunya. Seperti melestarikan tarian dan lagu-lagu daerah.
·         Fungsi Cinta dan kasih sayang
·         Fungsi perlindungan,keluarga sebagai tempat mencurahkan masalah sehingga keluarga sebagai pembentuk kepribadian untuk terbuka kepada anggota keluarganya.
·         Fungsi Reproduksi
·         Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, sebagai wadah pensosialisasi mengenai kesehatan. Mungkin saja anak malu kalau mengtakannya pada Bidan atau Dokter. Jadi orang tua di jadikan perantara sementara.
·         Fungsi Ekonomi
·         Fungsi Lingkungan
Dengan demikian apabila setiap keluarga dapat menjalankan 8 fungsi tersebut, otomatis kualitas hidup manusia terutama dari sikap dan perilakunya akan semakin baik.
Akan Tetapi kita tidak dapat memaksimalkan pada satu titik saja, karena apabila yang kita maksimalkan tidak berhasil otomatis nol nilai akhirnya. Kulitas dan kuantitas selalu berdampingan, seperti bahasa tenar anak jaman sekarang, gaul katanya. “Dimana ada kamu, pasti ada dia” tetapi dalam konsep ini dimana ada kualitas pasti ada kuantitas. Sehingga pertambahan penduduk harus ditekan. Usaha yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan program KB Nasional (dua anak cukup). Program ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak pertumbuhan penduduk yang tinggi, karena tidak mungkin jika kita menyuruh orang yang sudah tua untuk mati, agar kepadatan penduduk tetap stabil.  Apalagi berharap ada perang besar lagi. Jangankan perang, masalah kependudukanpun kita sudah kualahan. Sekarang mari kita renungkan tentang falsafah masyarakat Jawa yang berpedoman bahwa ‘banyak anak, banyak rezeki’. Kita sebagai manusia yang sadar perbedaan dan tidak menghardik pendapat, tidak sewajarnya kita menyalahkan filsafah tadi. Hanya perlu meluruskan di jaman sekarang. Bolehkah kalau saya mengatakan banyak anak banyak tanggungan?
                 Keluarga yang banyak anak sudah jelas memiliki tanggungan yang lebih besar daripada keluarga sedikit anak. Misalnya tanggungan untuk menyekolahkan, membiayai hidup, merawat kesehatan dll. Seperti yang kita lihat bahwa semakin banyak anak akan menghambat perkembangan kualitas manusia. KB adalah solusi tepatnya. Pentingnya KB diantaranya adalah:
·         Menekan pertumbuhan penduduk
·         Mengurangi tanggungan keluarga
·         Memaksimalkan pengembangan anggota keluarga
·         Meningkatkan kesejahteraan Ibu,anak dalam rangka mewujutkan NKKBS (Norma Keluarga  Kecil Bahagia Sejahtera)



BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Semakin tinggi pertambahan penduduk bila tidak diikuti dengan kualitas sumber daya manusianya maka akan semakin rendah kualitas hidup manusia, kehidupan sosial, budaya dan agama. Kualitas sumber daya manusia banyak  dipengaruhi oleh pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. Sementara pendidikan didapat dari pendapatan ekonomi yang baik  dan ekonomi yang baik di dukung oleh kesehatan yang baik pula. Dengan kesehatan yang baik kita mampu beraktivitas normal, mengembangkan potensi kita, mewujudkan mimpi, berbudaya, berkehidupan sosial yang baik dan membangun bangsa dan Negara yang sangat kita cintai.
                Solusi yang dapat dilakukan untuk menekan pertambahan penduduk yang berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan sosial budaya dan agama adalah dengan memberikan perhatian yang tinggi terhadap generasi mudanya dan Keluarga. Bagi generasi muda yaitu adanya pendidikan informal maupun formal yang mampu memberikan informasi khususnya tentang KRR (kesehatan reproduksi remaja). Dengan demikian diharapkan antara kualitas dan kuantitas akan stabil. Kegiatan PIK-KRR dikalangan remaja ini diharapkan dapat mencegah resiko triad KRR (seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), membentuk remaja yang berGenRe sehingga akan berpeluang besar menjadikan Negara Indonesia sebagai negara yang maju. Bagi keluarga tentunya dengan  mengoptimalkan program KB Nasional dan mengoptimalkan peran keluarga agar dapat menjalankan kedelapan fungsi. Dengan demikian bangsa indoesia akan menjadi bangsa yang sejahtera  karena didukung oleh generasi muda yang berkualitas dan keluarga yang kuat.
Salam GenRe !





DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Tri, Purnamasari Indah dkk. 2013. Modul Pendidikan Kewarganegaraan 1 B. Klaten : Intan Pariwara.
Hurlock, Elizabeth B.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Slamet, Ir.2013. Modul Kewirausahaan X A. Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur.
Tim Kreatif. 2011. IPS Terpadu. Surakarta: Grahadi..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar