KARYA
TULIS KEPENDUDUKAN
“ PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS HIDUP MANUSIA, KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA“
Oleh :
Ririn
Novi Astuti
KELAS x
Program
Keahlian Tata Boga
SMK NEGERI 1 AMBAL
Alamat : Jl. Daendels, Ambalresmi,
Ambal, Kebumen, JAWA TENGAH, 54392.
DAFTAR ISI
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- BAB I. PENDAHULUAN
- BAB II. PEMBAHASAN
- BAB III. PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah
senantiasa kita
panjatkan kehadirat Allah SWT atas kehendakNya karya tulis dengan judul
Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Manusia, Sosial Budaya
dan Agama dapat diselesaikan.
Permasalahan kependudukan di Negara
kita yang masih menjadi kendala bagi terwujudnya Negara Indonesia yang makmur
dan sejahtera terutama adalah tingginya jumlah penduduk namun tidak diikuti
dengan kualitas sumber daya manusianya. Hal ini tentunya akan mendatangkan
permasalahan diberbagai aspek kehidupan diantaranya adalah masalah-masalah
terkait kualitas hidup manusia, kehidupan sosial budaya dan agama. Oleh karena
itu, Saya membuat karya tulis tentang Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap
Kualitas Hidup Manusia, Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama.
Ucapan terimakasih yang
setinggi-tingginya Saya sampaikan kepada :
1. Bapak Suyono S.Pd,M.Pd selaku Kepala
SMK N 1 Ambal yang telah memberikan kesempatan dan ruang bagi saya untuk
mengembangkan kreatifitas melalui perlombaan karya tulis ini.
2. Bapak Rasimun S.Pd,M.Pd selaku Wakil
Kepala SMK N 1 Ambal bidang kesiswaan atas dukungan dan bimbingannya.
3. Ibu Sri Undung S.Sos selaku Kepala
UPT BPPKB Kecamatan Ambal sekaligus Pembina PIK-KRR “SEJAHTERA” SMK N 1 Ambal
atas dukungan dan bimbingannya pula.
4. Ibu Ade Irmawati Ghozali, S.Pd selaku guru
Bimbingan Konseling sekaligus Pembina PIK-KRR “SEJAHTERA” atas dukungan dan bimbingannya hingga terselesainya karya
tulis sederhana ini.
5. Ucapan terima kasih pula kepada
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat Saya sebutkan
satu persatu.
Karya tulis ini tentunya masih sangat
sederhana dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu masih sangat terbuka
terhadap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sehingga dapat
memperkaya karya tulis ini.
Kebumen, Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertambahan
penduduk atau kepadatan penduduk di Indonesia seharusnya merupakan aset sumber
daya manusia yang dapat digunakan sebagai pemasok sumber devisa negara. Sebagimana
kita tahu Indonesia termasuk pemasok TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan TKW (Tenaga
Kerja Wanita) di luar negeri cukup
besar. Namun demikian banyaknya jumlah penduduk Indonesia agaknya belum diikuti
dengan tingginya kualitas Sumber Daya Manusianya. Hal ini bisa dilihat dari kualitas
tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri ternyata sebagian besar
bukan sebagai tenaga ahli namun sebagai pembantu rumah tangga dan buruh pabrik.
Disamping itu bila dilihat dari motivasi mereka yang bekerja sebagai TKW dan
TKI seringnya adalah pendapatan atau gaji yang lebih besar bila dibandingkan di
Indonesia. Hal ini pada kenyataannya memang mampu meningkatkan kesejahteraan
ekonomi keluarga mereka yang ditinggalkan. Namun sebenarnya dalam jangka
panjang realita ini sangat membahayakan masa depan bangsa Indonesia. Dimana
keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak-anak dan juga sumber kasih sayang
bagi mereka tidak dapat menjalankan fungsinya secara penulh. Ayah dan atau Ibu
mereka yang seharusnya memberikan pendidikan keluarga dan melimpahkan perhatian
dan kasih sayangnya kepada mereka. Akibatnya anak-anak yang tumbuh dengan
kurangnya pendidikan keluarga, kasih sayang dan perhatian orang tuannya
tentunya tidak akan dapat berkembang secara optimal. Realita ini tentunya akan
berdampak pada kualitas generasi muda bangsa Indonesia.
Seiring
dengan perkembangan zaman di era digital ini pun marak bermunculan kasus-kasus seksualitas
dikalangan anak-anak dan remaja. Seperti PSKH (pekerjaan seksual haram ),
arisan seksualitas,pemerkosaan, dan lain-lain. Berita-berita ini sering
mewarnai media televisi kita. Kasus-kasus tersebut nota bene adalah kasus yang
disebabkan oleh masalah kependudukan. Masalah kependudukan berasal dari kata “masalah”
dan “kependudukan”. Masalah itu sendiri adalah hambatan yang di hadapi oleh
seseorang dalam mencapai tujuan dan orang tersebut belum mampu menyelesaikan
pada saat itu juga tetapi mampu menyelesaikannya di lain waktu. Dan kependudukan
adalah orang yang menetap di suatu wilayah yang mempengaruhi keaadaan Negara.
Jadi masalah kependudukan adalah hambatan yang di hadapi oleh Negara dalam
mencapai tujuan dan belum bisa diselesaikannya, tetapi dapat diselesaikan
beberapa tahun lagi.
Dari definisi
di atas bahwa semua bisa tuntas walaupun masalah itu seperti mata rantai yang
panjang. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan. Kebijakan itu
misalnya dengan program KB, GenRe, Transmigrasi, PIK KRR di lingkungan sekolah,
mencegah triad KKR untuk mencegah remaja salah langkah. Walaupun sudah di
bentuk program-program tetapi tanpa adanya dukungan dari generasi mudanya itu
akan sama saja.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan karya tulis ini
adalah :
·
Memberi
pengetahuan dan pemahaman remaja dan masyarakat tentang pengaruh pertambahan
penduduk terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan sosial dan budaya.
·
Mengajak
generasi muda untuk menjadi generasi muda yang berGenRe
·
Mendorong
Remaja untuk berkualitas, kreatif dan mandiri
·
Mensosialisasikan
tentang program KB Nasional
C.
PERMASALAHAN
1. Bagaimanakah pengaruh pertambahan
penduduk terhadap kualitas hidup manusia
2. Bagaimanakah pengaruh pertambahan
penduduk terhadap kehidupan sosial, budaya dan agama
3. Bagaimana upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk menekan dampak negatif dari pengaruh pertambahan penduduk
terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan social, budaya dan agama`
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh Pertambahan Penduduk
Terhadap Kualitas Hidup Manusia
Salah satu
masalah kependudukan adalah pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan
kualitas hidup manusia sehingga berpengaruh terhadap kehidupan sosial, budaya
dan agama. Kualitas penduduk yang buruk dapat dilihat dari segi pendidikan, kesehatan
dan perkembangan sosial masyarakatnya. Masyarakat sama halnya dengan penduduk.
Menurut
Gillin & Gillin, masyarakat adalah kelompok manusia yang memiliki kebebasan
, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat dengan persamaan. Padahal
kualitas itu terlihat dari sikap dan perilaku. Sehingga pantas saja kalau
kualitasnya rendah dipengaruhi oleh kebejadan masyarakatnya. Dari hasil
pengamatan, di Indonesia telah terjangkit yang namanya “nggarong” alias judi.
Selain itu juga telah maraknya pergaulan
bebas, IMS(infeksi Menular Seksual), Seks Bebas, KTD (Kehamilan Yang Tidak Diharapkan),
Menikah muda, HIV/AIDS, menikah sebelum lulus sekolah, dan penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Alkohol dan Penyalahgunaan Zat Adiktif) banyak mewarnai generasi
muda kita.
Contoh
di lingkungan sekolah yaitu kebebasan para pelajar untuk pacaran yang tidak
sesuai, akibatnya terjadi kehamilan yang tidak diharapkan dan otomatis anak
tersebut harus di keluarkan dari sekolah. Di temukannya penyakit–penyakit
menular di tataran pelajar bahkan di jenjang SMP pun sudah terjadi, penyalahgunaan
narkobapun sudah merajalela.Hal ini berawal dari kualitas generasi muda yang
masih rendah.
Semua
persoalan tadi nota bene menunjukkan rendahnya kualitas hidup manusia. Jadi
jumlah penduduk yang banyak bila tidak diikuti kualitas sumberdaya manusianya
akan dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan yang munurunkan kualitas hidup manusia.
B.
Pengaruh Pertambahan Penduduk
terhadap Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama
Pendidikan
adalah pondasi untuk membangun karakter manusia. Walaupun pendidikan juga bukan
satu-satunya cara untuk menekan pertumbuhan penduduk. Tapi kebanyakan semua
masalah yang berkaitan dengan kesehatan, karena kurangnya pengetahuan masyarakat.
Sebagai contoh, di suatu sosialisasi penyuluhan penyakit menular di lingkungan
RT kemarin, ada ibu-ibu yang sempat spotan berbicara “ wong kula mboten ngertos amargi mboten sekolah.” Betapa jelasnya pengaruh
pendidikan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Jumlah penduduk
yang tinggi tentunya menyulitkan dalam pemberian informasi, apalagi bagi
penduduk yang tinggal di pelosok.
Begitu pula
dengan perkembangan sosial masyarakatnya sangat berefek pada kehidupan
sosialnya, seperti lunturnya adat kesusilaan dan kesopanan, bahkan pranata sosial
di masyarakat sudah tidak begitu berarti lagi. Menurut Elizabeth B. Hurlock
perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam beersikap atau tata cara
perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
Perkembangan sosial masyarakat di pengaruhi oleh:
·
Faktor
keluarga.
·
Kematangan.
·
Status
sosial ekonomi.
·
Pendidikan.
·
Kapasitas
mental.
Contohnya meludah di tempatnya yang disebabkan
karena kurangnya lahan yang tidak beraspal atau mungkin karena hilangnya salah
satu norma, membiarkan orang yang tercopet di jalananan berteriak-teriak. Hal
ini biasanya terjadi di kota-kota besar.
Sekarang kita
tinjau pengaruh pertambahan penduduk dalam kehidupan sosial budaya. Ternyata
dalam kehidupan sosial budaya mencakup bidang pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, ketertiban dan keamanan, transmigrasi dan urbanisasi,
perumahan, olahraga dan rekreasi. Semakin jelas sudah bahwa satu sama lain itu
saling berkaitan. Apabila tidak diatasi sudah barang tentu masalah kependudukan
akan semakin fatal dan tidak ada
keraguan lagi jika suatu Negara juga akan hancur.
C.
Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan
Untuk Menekan Dampak Negatif dari Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas
Hidup Manusia, Kehidupan Sosial Budaya dan Agama.
Untuk
menangani pengaruh pertambahan penduduk terhadap kualitas hidup manusia,
kehidupan sosial dan budaya dapat dilakukan dengan edukasi atau pendidikan
dimulai dari generasi mudanya terutama tentang KRR (Kesehatan Reproduksi
Remaja) baik di pendidikan formal maupun dalam pendidikan non formal. Di lingkup
pendidikan formal bisa dengan membentuk organisasi PIK KRR sebagai sarana mensosialisasikan
informasi seputar KRR dan issu-issu triad KRR. Dengan demikian generasi muda
yang masih bersekolah mempunyai kualitas top dan berGenRe. Selain itu sekaligus
untuk menampung masalah-masalah remaja
untuk mengantisipasi ketika terjadi dorongan untuk melakukan seks di
kalangan remaja yang masih bersekolah. Karena biasanya hanya hal-hal kecil,
remaja cenderung untuk menuruti kesenangan sesaat .Berikut adalah tips
dalam pendirian organisasi PIK KRR di
sekolah formal.
·
Sebelum
berdiri organisasi tersebut sebaiknya di bentuk bimbingan kelompok dulu
(terdiri dari 7-9 orang/kelompok)
·
Konsultasi
dengan pihak sekolah di dampingi dengan Pembina.
·
Usahakan
guru Pembina dalam PIK KRR adalah yang benar-benar handal dan kompeten.
·
Guru
Pembina diambil dari guru Bimbingan Konseling (BK), guru Agama,guru SBK dan
Sastra`
·
Pengurus
PIK KRR harus mempunyai karakter tanggung jawab,terbuka, sopan, jujur, mandiri,
berani, ingin maju dan niat dalam organisasi tersebut.
·
Kegiatan
terdiri dari indoor dan outdoor agar tidak membosankan.
·
Di
jadikan kegiatan pilihan dengan anggota pasif dan aktif.
Selain
itu dapat juga dengan pendidikan informal seperti penyuluhan-penyuluhan tentang KRR (Kesehatan
Reproduksi Remaja), pemberian ketrampilan (menjahit, membuka usaha,
memanfaatkan barang-barang bekas , mendirikan sanggar tari di
desa-desa,mengadakan pengajian setiap sebulan sekali,dll). Kegiatan-kegiatan
itu dimaksudkan untuk membuang waktu luang para remaja yang biasanya digunakan
untuk nongkrong, pacaran,khususnya untuk remaja yang sedang patah hati. Seperti
syair lagu ‘tanpamu aku bisa mati’. Dalam kondisi yang seperti ini remaja akan
mulai melupakan dunia nyatanya apalagi kalau sudah ‘ ku hamil duluan, sudah
tiga bulan’ remaja akan cenderung melakukan bunuh diri.
Meskipun
hal itu bukan tujuan mentognya, namun
tujuan sesungguhnya adalah agar banyak remaja yang berGenre. GenRe adalah
remaja dan pemuda yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai
remaja, namun penuh dengan perencanaan matang dalam menapaki masa depan.
Perencanaan mantang itu berupa kesiapan fisik, mental dan spiritual untuk
menyiapkan kehidupan berkeluarga nantinya. Remaja yang berGenRe harapannya ketika
sudah berkeluarga nantinya akan dapat menjalankan 8 fungsi keluarga dalam
keluarganya.
·
Fungsi
agama, orang tua akan mengenalkan , menanamkan, mengembangkan nilai-nilai agama.
Seperti mengajarinya solat, mengaji.
·
Fungsi
Sosial Budaya,keluarga akan berusaha melestarikan dan mempertahankan budaya
yang baik tentunya. Seperti melestarikan tarian dan lagu-lagu daerah.
·
Fungsi
Cinta dan kasih sayang
·
Fungsi
perlindungan,keluarga sebagai tempat mencurahkan masalah sehingga keluarga
sebagai pembentuk kepribadian untuk terbuka kepada anggota keluarganya.
·
Fungsi
Reproduksi
·
Fungsi
Sosialisasi dan Pendidikan, sebagai wadah pensosialisasi mengenai kesehatan.
Mungkin saja anak malu kalau mengtakannya pada Bidan atau Dokter. Jadi orang
tua di jadikan perantara sementara.
·
Fungsi
Ekonomi
·
Fungsi
Lingkungan
Dengan demikian apabila
setiap keluarga dapat menjalankan 8 fungsi tersebut, otomatis kualitas hidup manusia
terutama dari sikap dan perilakunya akan semakin baik.
Akan Tetapi
kita tidak dapat memaksimalkan pada satu titik saja, karena apabila yang kita
maksimalkan tidak berhasil otomatis nol nilai akhirnya. Kulitas dan kuantitas
selalu berdampingan, seperti bahasa tenar anak jaman sekarang, gaul katanya.
“Dimana ada kamu, pasti ada dia” tetapi dalam konsep ini dimana ada kualitas
pasti ada kuantitas. Sehingga pertambahan penduduk harus ditekan. Usaha yang
dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan program
KB Nasional (dua anak cukup). Program ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak
pertumbuhan penduduk yang tinggi, karena tidak mungkin jika kita menyuruh orang
yang sudah tua untuk mati, agar kepadatan penduduk tetap stabil. Apalagi berharap ada perang besar lagi. Jangankan
perang, masalah kependudukanpun kita sudah kualahan. Sekarang mari kita
renungkan tentang falsafah masyarakat Jawa yang berpedoman bahwa ‘banyak anak,
banyak rezeki’. Kita sebagai manusia yang sadar perbedaan dan tidak menghardik
pendapat, tidak sewajarnya kita menyalahkan filsafah tadi. Hanya perlu
meluruskan di jaman sekarang. Bolehkah kalau saya mengatakan banyak anak banyak
tanggungan?
Keluarga
yang banyak anak sudah jelas memiliki tanggungan yang lebih besar daripada
keluarga sedikit anak. Misalnya tanggungan untuk menyekolahkan, membiayai
hidup, merawat kesehatan dll. Seperti yang kita lihat bahwa semakin banyak anak
akan menghambat perkembangan kualitas manusia. KB adalah solusi tepatnya.
Pentingnya KB diantaranya adalah:
·
Menekan
pertumbuhan penduduk
·
Mengurangi
tanggungan keluarga
·
Memaksimalkan
pengembangan anggota keluarga
·
Meningkatkan
kesejahteraan Ibu,anak dalam rangka mewujutkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Semakin tinggi pertambahan penduduk bila tidak diikuti dengan
kualitas sumber daya manusianya maka akan semakin rendah kualitas hidup
manusia, kehidupan sosial, budaya dan agama. Kualitas sumber daya manusia
banyak dipengaruhi oleh pendidikan dan
kesehatan masyarakatnya. Sementara pendidikan didapat dari pendapatan ekonomi
yang baik dan ekonomi yang baik di
dukung oleh kesehatan yang baik pula. Dengan kesehatan yang baik kita mampu
beraktivitas normal, mengembangkan potensi kita, mewujudkan mimpi, berbudaya,
berkehidupan sosial yang baik dan membangun bangsa dan Negara yang sangat kita
cintai.
Solusi
yang dapat dilakukan untuk menekan pertambahan penduduk yang berpengaruh
terhadap kualitas hidup manusia, kehidupan sosial budaya dan agama adalah dengan
memberikan perhatian yang tinggi terhadap generasi mudanya dan Keluarga. Bagi
generasi muda yaitu adanya pendidikan informal maupun formal yang mampu
memberikan informasi khususnya tentang KRR (kesehatan reproduksi remaja). Dengan
demikian diharapkan antara kualitas dan kuantitas akan stabil. Kegiatan PIK-KRR
dikalangan remaja ini diharapkan dapat mencegah resiko triad KRR (seksualitas,
HIV/AIDS dan NAPZA), membentuk remaja yang berGenRe sehingga akan berpeluang
besar menjadikan Negara Indonesia sebagai negara yang maju. Bagi keluarga
tentunya dengan mengoptimalkan program
KB Nasional dan mengoptimalkan peran keluarga agar dapat menjalankan kedelapan
fungsi. Dengan demikian bangsa indoesia akan menjadi bangsa yang sejahtera karena didukung oleh generasi muda yang
berkualitas dan keluarga yang kuat.
Salam GenRe !
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Tri,
Purnamasari Indah dkk. 2013. Modul Pendidikan Kewarganegaraan 1 B.
Klaten : Intan Pariwara.
Hurlock, Elizabeth
B.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Slamet, Ir.2013. Modul
Kewirausahaan X A. Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur.
Tim Kreatif. 2011. IPS
Terpadu. Surakarta: Grahadi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar