Pendidikan Seks untuk Cegah Perilaku Seks Bebas pada Remaja
Penulis : Unoviana Kartika | Sabtu,
5 April 2014 | 10:36 WIB
![http://assets.kompas.com/data/2k10/kompascom2011/images/icon_dibaca.gif](file:///C:\Users\ADMINI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Dibaca: -
|
Pendidikan seks anak harus dimulai
sejak dini
TERKAIT:
- Pendidikan Seks Tunda Remaja Berhubungan Seks
- Pentingnya Pendidikan Seks pada Anak Autis
- Pendidikan Seks Sulit Diterapkan di Sekolah
- Bagaimana Terapkan Edukasi Seks kepada Anak?
- Jam Pendidikan Seks di Sekolah Bakal Ditambah
KOMPAS.com - Secara fisik, remaja memang sudah mampu melakukan hubungan
seksual. Namun mereka belum siap secara mental, apalagi jika hubungan seksual
dilakukan sebagai bisnis tertentu, misalnya dengan menjadi
"cabe-cabean".
Menurut seksolog dan spesialis
andrologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Wimpie
Pangkahila, fenomena "cabe-cabean" merupakan perilaku seks remaja
yang tidak sehat. Agar tidak terjerumus dalam perilaku seks remaja yang tidak
sehat, maka pengetahuan tentang seksualitas adalah kuncinya.
"Remaja membutuhkan pengetahuan
tentang seksualitas. Itulah kenapa perlu adanya pendidikan seks bagi
mereka," tegas Wimpie saat dihubungi Kompas Health pada Jumat
(4/4/2014).
Ia pun menyayangkan adanya anggapan
bahwa pendidikan seks tidak perlu diberikan di sekolah karena dianggap justru
memicu remaja melakukan hubungan seksual. Padahal menurut dia, tanpa pendidikan
seks, remaja akan mengadopsi aktivitas seksual dari sumber yang tidak seharusnya.
Misalnya saja melalui film porno atau bertanya pada teman yang pengetahuannya
juga keliru.
Perilaku tersebut akhirnya berujung
pada kesalahan dalam memaknai hubungan seksual. Maka tidak heran jika
pemanfatan yang menyimpang, seperti memanfaatkan hubungan seksual demi mendapat
uang, tidak ragu dilakukan.
Bicara soal seksualitas bukan cuma seputar hubungan intim pria dan wanita, tapi bisa juga tentang kesehatan dan perkembangan emosi.
Bicara soal seksualitas bukan cuma seputar hubungan intim pria dan wanita, tapi bisa juga tentang kesehatan dan perkembangan emosi.
Wimpie berpendapat, selain tidak
adanya pendidikan seks yang benar, ada beberapa faktor lainnya yang
mempengaruhi fenomena remaja yang menjajakan seks. Pertama, minimnya perhatian
dari orangtua. "Orangtua tidak tahu apa yang dilakukan anaknya di luar
rumah, tidak dekat dengan anak," jelasnya.
Kedua, pengaruh lingkungan,
khususnya teman sebaya. Ia menerangkan, teman sebaya sangat mempengaruhi
perilaku seseorang, termasuk untuk melakukan hal-hal yang negatif.
"Remaja lebih berani jika
melakukan segala sesuatu berkelompok, baik itu berbohong, melakukan kejahatan,
termasuk perilaku seks," katanya.
Cahaya insan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar